Jakarta, diman ibukota dari Indonesia. Kota yang sudah terkenal dengan kemacetan lalu lintas yang sangat kronis. Dan salah satu upaya dalam mengatasi permasalahan ini adalah pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan sistem kebijakan ganjil genap di jam-jam tertentu, serta pada ruas jalan tertentu. Dimana hal ini memiliki tujuan untuk mengurangi volume kendaraan yang ada di jalan Raya Jakarta.
Ganjil Genap Jakarta juga dapat membuat kualitas udara semakin meningkat. Akan tetapi tetap saja dalam penerapan kebijakan ini untuk menilai sejauh mana keefektivitasnya dalam mengatasi kemacetan Jakarta tetap masih jadi perdebatan di masyarakat. Kebijakan dari ganjil genap yang pertama kali ini diterapkan pada tahun 2016.
Dimana sistem ini mengatur kendaraan pribadi hanya dapat melintasi di beberapa ruas jalan-jalan tertentu dan pada hari atau tanggal-tanggal tertentu yang sudah disesuaikan dengan angka plat nomor ganjil ataupun genap yang sesuai dengan kalender berlaku.
Contohnya adalah pada tanggal genap kita hanya dapat melintasi jalan-jalan tertentu dengan menggunakan mobil yang memiliki plat belakang genap seperti 2, 4, 6, 8 dan seterusnya. Sedangkan apabila kita memasuki tanggal ganjil maka hanya plat nomor yang ganjil seperti 1, 3, 5, 7, dan seterusnya yang dapat melintasi pada daerah jalan-jalan tertentu tersebut.
Selain dari pada itu tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk mengurangi kemacetan yang diatasi dengan mengurangi jumlah kendaraan pada jam-jam sibuk diruas jalan tertentu. Sistem jam operasional dari jam ganjil genap yang perlu kita ketahui adalah pagi dimulai dari jam 06.00 sampai 10.00 WIB dan sore dimulai dari jam 16.00 sampai 21.00 WIB. Jalan-jalan yang menggunakan sistem ganjil genap biasanya jalan utama dengan tingkat kemacetan tinggi pada saat jam-jam sibuk. Seperti jalan utama yakni jalan Sudirman, jalan MH Thamrin, jalan Gatot Subroto, dan jalan MT Haryono.
Dari segi efektivitas kebijakan ini telah menimbulakan berbagai pendapat. Dimana satu sisi ada bukti yang mengatakan bahwa kebijakan ini telah berhasil mengurangi kepadatan dan kemacetan lalu lintas di beberapa titik area, seperti dikawasan pusat bisnis Jakarta. Serta penurunan jumlah kendaraan pada jalur-jalur yang terkena ganjil genap dapat memperlancar arus lalu lintas dan mengurangi waktu tempuh perjalanan bagi para pengendara.
Sedangkan disisi lain, ada juga yang mengkritik terhadapa kebijakan tersebut. Dari beberapa pendapat orang mengatakan bahwa ganjil genap ini hanya memindahkan kemacetan pada daerah jalan-jalan yang tidak menerapkan ganjil genap.
Dengan demikian tidak semua masalah dapat teratasi dengan adanya aturan ini. Ditambah juga adanya keluhan dari segi finansial dimana para pengendara merasa terbebani dengan adanya kebijakan ini dikarenakan mereka harus menyisihkan dana ekstra untuk menggunakan taksi, atau layanan transportasi online sebagai alternatif.
Maka dengan hal ini pemerintah juga harus mengakui bahwasannya kebijakan ini bukanlah solusi tunggal yang dapat digunakan untuk mengatasi kemacetan Jakarta. Dengan begitu pemerintah harus terus mengevaluasi serta memberikan pembaharuan terhadap kebijakan ini, dan juga memberikan inisiatif lain sebagai contoh pengembangan transportasi umum dan program carpooling yang dapat digunakan untuk mendukung mengurangi kemacetan.
Pada kesimpulan ganjil genap secara keseluruhan kebijakan ini memiliki manfaat dalam mengurangi kemacetan yang tengah terjadi di Jakarta. Terutama pada daerah ruas jalan-jalan utama yang sering terjadi pada jam sibuk. Meskipun demikian pemerintah tetap terus memberikan evaluasi dan penyesuaian agar dapat menemukan solusi yang tepat bagi Jakarta.
0 Comments